Negara Kurang Insinyur yang Kompeten
Penyebab mengapa Negara kekurangan insinyur atau sarjana teknik sipil.
Berikut ini beberapa kemungkinan yang mungkin menjadi penyebabnya (menurut pandangan saya), boleh jadi akan berbeda menurut pandangan saudara-saudari, jadi silahkan disampaikan dan dibahas lebih lanjut :-) , sebagai permulaan, masalahnya yaitu
Bekerja sebagai engineer di negara sendiri, gajinya lebih kecil dari negara lain (meskipun tidak semua negara), sehingga banyak insinyur-insinyur yang kemudian memilih bekerja diluar negeri. Penghargaan terhadap orang yang berilmu lebih rendah dibanding dengan orang yang cerdas secara sosial, orang yang pintar omong meskipun isinya kosong lebih terpandang dibanding orang diam tapi kaya ilmu.
Banyak orang-orang yang bukan ahli bangunan justru punya banyak kesempatan utk memperoleh proyek kontruksi karena suburnya sistem upeti untuk mendapatkan proyek-proyek pemerintah. Kondisi inilah yang meyebabkan para sarjana teknik sipil justru memilih berprofesi diluar dunia konstruksi.
Sistem Birokrasi yang tidak sederhana sehingga butuh banyak perizinan dan mengurusnya membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga, dan sebagainya, sehingga banyak yang memilih mundur sebelum membuka gerbang dunia konstruksi.
Berikut ini beberapa kemungkinan yang mungkin menjadi penyebabnya (menurut pandangan saya), boleh jadi akan berbeda menurut pandangan saudara-saudari, jadi silahkan disampaikan dan dibahas lebih lanjut :-) , sebagai permulaan, masalahnya yaitu
Bekerja sebagai engineer di negara sendiri, gajinya lebih kecil dari negara lain (meskipun tidak semua negara), sehingga banyak insinyur-insinyur yang kemudian memilih bekerja diluar negeri. Penghargaan terhadap orang yang berilmu lebih rendah dibanding dengan orang yang cerdas secara sosial, orang yang pintar omong meskipun isinya kosong lebih terpandang dibanding orang diam tapi kaya ilmu.
Banyak orang-orang yang bukan ahli bangunan justru punya banyak kesempatan utk memperoleh proyek kontruksi karena suburnya sistem upeti untuk mendapatkan proyek-proyek pemerintah. Kondisi inilah yang meyebabkan para sarjana teknik sipil justru memilih berprofesi diluar dunia konstruksi.
Sistem Birokrasi yang tidak sederhana sehingga butuh banyak perizinan dan mengurusnya membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga, dan sebagainya, sehingga banyak yang memilih mundur sebelum membuka gerbang dunia konstruksi.
Banyaknya kolusi utk bisa bekerja sebagai pegawai negeri sipil atau perusahaan konstruksi, diutamakan yang masih satu almamater, memilliki hubungan kekeluargaan, bersedia memberi uang banyak, dan lainnya. Kondisi ini membuat para ilmuwan yang jujur lebih memilih berprofesi dibidang lain ataupun bekerja diluar negara sendiri.
Atas segala kekurangan dan kesalahan, penulis mohon maaf...
No comments:
Post a Comment