Tugas dan Tanggung Jawab Surveyor Proyek - Surveying dapat didefinisikan sebagai seni, teknologi dan ilmu pengukuran di atas permukan bumi. Dimana pelakunya (Surveyor) harus bisa melakukan pengumpulan data dilapangan, dengan melakukan riset, menganalisa dan mengambil keputusan yang tepat untuk sebuah target akhir yang diembannya. Selain itu, Surveyor dituntut untuk mampu menyampaikan hasil kerjanya dalam bentuk Data Kerja, baik secara tertulis, digital, maupun optis, untuk digunakan pihak lain sebagai dasar penentuan, dan perhitunga sebuah rencana atau hasil dari aplikasi sebuah rencana atau desain secara kuantitas.
Untuk dapat melakukan pekerjaan pengukuran dengan maksimal diperlukan beberapa ilmu yang dapat dipelajari dibangku sekolah menengah kejuruan SMK bangunan, kuliah teknik sipil maupun membaca di internet :D, media berbagi ilmu teknik sipil dan arsitektur. berikut ini ilmu yang patut dipelajari sebagai surveyor.
- Ilmu ukur tanah
- Teknik gambar bangunan.
- Pengoperasian alat ukur seperti waterpas, theodolit, dll.
- Metode pelaksanaan bangunan.
- Ilmu matematika.
- Menentukan titik2 batas area proyek, ini diperlukan guna pembuatan alur pagar proyek dan penentuan koordinat gedung.
- Membaca gamba dengan melihat bentuk dan ukuran bangunan agar dapat diaplikasikan dilapangan.
- Menentukan elevasi kedalaman galian pondasi serta lantai basement, kesalahan dalam penentuan elevasi ini bisa menyebabkan pemborosan pekerjaan urugan dan galian tanah.
- Menentukan as bangunan untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan pile cap.
- Memantau kedataran cor beton pada pekerjaan lantai basement atau plat lantai di atasnya.
- Marking / menentukan as kolom gedung, pada pekerjaan ini mengunakan istilah pinjaman as 1m untuk mengecek apakah pembesian dan bekisting kolom sudah terletak pada posisi yang benar.
- Pengecekkan ketegakan kolom menggunakan waterpass atau benang ukur yang diberi bandul.
- Menghitung ketingian elevasi cor kolom beton agar tidak miring untuk menaruh balok dan plat lantai, kesalahan dalam pekerjaan ini dapat menyebabkan adanya bobok beton atau cor ulang untuk menambah ketinggian kolom.
- Pengecekan kedataran elevasi balok lantai supaya sesuai dengan gambar rencana.
- Marking peletakan stek besi tulangan struktur diatasnya.
- Marking peletakan void dan lubang lift gedung agar berada tepat pada posisi rencana.
- Membuat garis as elevasi bangunan tiap lantai, dibuat dengan cara membuat garis pinjaman dengan ketinggian 1m dari lantai gedung.
- Membuat serta mengukur penurunan gedung setiap hari atau seminggu sekali untuk mengetahui apakah posisi gedung yang sudah dibangun berada pada kondisi yang aman.
- Marking posisi pekerjaan arsitektur seprti pemasangan dinding batu bata, pemasagan kepala keramik, penentuan posisi titik lampu, penentuan posisi sanitair toilet, dll.
No comments:
Post a Comment