Bendungan ataupun dam adalah konstruksi yang
dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi.
Sering bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit
Listrik Tenaga Air.
Sebuah konstruksi bendungan bisa dibuat dari urugan
tanah, pasangan batu kali, dan bronjong ataupun beton. Sebuah bendungan
konstruksinya dibuat melintang pada sungai dan fungsi utamanya ialah untuk
membendung aliran sungai dan menaikkan tingkat permukaan air di bagian hulu.
Syarat-syarat konstruksi bendung harus memenuhi
beberapa faktor, yaitu
Bendung
harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir;
Pembuatan
bendung harus memperhitungkan kekuatan daya dukung tanah di bawahnya;
Bendung
harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan karena aliran air sungai
dan aliran air yang meresap ke dalam tanah;
Tinggi
ambang bendung harus bisa memenuhi tinggi muka air minimum yang diperlukan
untuk seluruh daerah irigasi yang ada
Bentuk
peluapan harus diperhitungkan, sehingga air yang membawa pasir, kerikil dan
batu-batu dari sebelah hulu dan tidak menimbulkan kerusakan pada tubuh bendung.
Pemilihan lokasi membangun bendung harus didasarkan
atas beberapa faktor, yaitu
Keadaan
Topografi
Dalam
hal ini semua rencana daerah irigasi dapat dirairi, sehingga harus dilihat
elevasi sawah tertinggi yang akan diairi;
Bila
elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu
bendung bisa ditetapkan;
Dari
kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat diseleksi.
Keadaan
Hidrologi
Dalam pembangunan bendung, yang patut diperhitungkan
juga adalah faktor–faktor hidrologinya, sebab menentukan lebar dan panjang
bendung serta tinggi bendung tergantung pada debit rencana. Faktor – faktor
yang perlu diperhitungkan, ialah permasalahan banjir rencana, perhitungan debit
rencana, curah hujan efektif, distribusi curah hujan, unit hidrograf, dan
banjir di site atau bendung.
Kondisi
Topografi
Dilihat dari lokasi, bendung harus memperhatikan
beberapa kondisi, yaitu
Ketinggian
bendung tidak terlalu tinggi.
Trase
saluran induk terletak di tempat yang baik.
Kondisi
Hidraulik dan Morfologi
Pola
aliran sungai meliputi kecepatan dan arahnya pada waktu debit banjir;
Kedalaman
dan lebar muka air pada waktu debit banjir;
Tinggi
muka air pada debit banjir rencana;
Potensi
dan distribusi angkutan sedimen.
Kondisi
Tanah Pondasi
Bendungan harus ditempatkan di lokasi yang memiliki
tanah pondasinya cukup baik sehingga bangunan akan stabil. Hal lain yang harus
dipertimbangkan pula yaitu potensi gempa dan potensi gerusan karena arus air
dan lainnya.
Biaya
Pelaksanaan
Biaya pelaksanaan pembangunan bendung juga menjadi
salah satu faktor penentu pemilihan lokasi pembangunan bendung. Dari beberapa
alternatif lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang paling murah dan pelaksanaan
yang tidak terlalu sulit.
Berikut ini adalah metode pembuatan bendung :
1. Pembuatan
bendungan dimulai dari pembuatan diversion channel (saluran pengalihan) yang
dibangun di bagian kanan sungai
2. Pekerjaan
dimulai dengan dengan mengerjakan diversion work dengan menggali tanah dan
pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran sungai. Setelah sungai dialihkan
lokasi bendung dapat dikeringkan melalui proses dewatering.
3. Selanjutnya
pekerjaan bendung dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah dengan excavator
dan hasil galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang ke disposal area atau
disimpan sebagai stock untuk material timbunan sesuai dengan jenis dan
spesifikasi tanah.
4. Bila
galian menemukan lapisan tanah keras, maka lakukan pekerjaan galian batu
5. Pilih
metode drilling and blasting, yaitu pada permukaan batuan dibuat pola blasting.
Lalu dibuat lubang dengan rock drill (cradler rock driller) atau channel
drilling
lalu diisi sejumlah bahan peledak (dynamit) dan
detonator sebagai pemicunya
6. Setelah
peledakan, hasil galian dikumpulkan dengan backhoe dan diangkut dump truck ke
disposal area.
7. Galian
batuan dengan blasting (peledakan) biasanya itu tidak mudah untuk membentuk
dasar galian yang rapi sesuai rock line excavation yang ada dalam shop drawing
8. Pekerjaan
kemudian digunakan giant breaker yang dipasangkan pada backhoe untuk membentuk
dan merapikan galian batuan
9. Sebelum
pekerjaan beton fondasi bendung dimulai, pekerjaan yang harus dilakukan adalah
finising permukaan batuan dengan membersihkan semua loose material dan menutup
permukaan dengan splash grouting.
10. Splash
grouting adalah campuran semen pasir dan air yang disiramkan ke permukaan
batuan
Tahap
selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete) untuk fondasi, tubuh bendung,
kolam olakan (stilling basin) dan piers serta column
11. Di
permukaan bendung yang terjadi pergesekan dengan air sungai dimana diasumsikan
terdapat batuan lepas, ranting dan pohon, oleh karena itu perlu dilapisi dengan
steel fibre concrete
12. Pada
bendung gerak dibuat bangunan hoist room yaitu tempat mesin penggerak pintu,
dipasang berupa katrol (hoist) elektrik berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan pintu
14. Setelah
bagian utama terlaksana, diikuti bangunan lantai apron dan lantai stilling
basin yang diikuti pekerjaan backfill dengan material terseleksi (selected
embankment)
15. Jembatan
pelayanan dibuat terpisah di fabrikasi karena menggunakan precast prestressed
concrete, yang dilaunching dengan metode launching trus
16. Pekerjaan
sipil utama yang paling berat adalah pembuatan pier dan hoist deck, karena
perlu ketelitian dan akurasi yang tinggi agar interfacing dengan pekerjaan
pintu (hydro mechanical) tidak banyak menemui kesulitan
17. Dalam
penentuan penggunaan perancah bekisting di lantai hoist room perlu penanganan
khusus karena pada ketinggian 28 m, harus melakukan pekerjaan beton dengan
beban ratusan ton dan lendutan yang cukup besar
18. Pelaksanaan
bendungan gerak dan bendungan tetap merupakan lintasan kritis . Sedangkan
pekerjaan apron, stilling basin dan fishway
merupakan pekerjaan yang tidak kritis tetapi bisa dilaksanakan paralel
dengan pekerjaan bendung sesuai kapasitas penyediaan beton per harinya
19. Pada
pembuatan pier dan kolom beton digunakan climbing formwork dengan dua tipe,
yaitu untuk lengkung dipakai bekisting baja dan untuk yang lurus menggunakan
bekisting kayu dan plywood
Pada tahap
pelaksanaan pengecoran beton pekerjaan pier terdapat dua jenis beton yang harus
dilaksanakan bersama agar menghindari sambungan dingin (cold joint) yaitu antara
beton biasa dan beton campuran berton campuran steel fibre
20. Agar
kedua jenis beton tidak tercampur, digunakan kawat ayam yang ditahan dengan
besi beton atau wire mesh
21. Pengecorannya
dilakukan secara bergantian dalam waktu yang relatif bersamaan antara steel
fibre concrete dan beton biasa
22. Seterusnya
dilakukan pengecoran bagian-bagian di daerah elevasi di atasnya sesuai dengan
ketinggian climbing formwork
23. Pada
dinding bangunan hoist room yang mulanya adalah beton biasa, kini dilakukan
inovasi menjadi kolom dan balok rangka baja dengan dinding precast prestressed
panel (hollow core wall) untuk dinding maupun plat atap.
sumber : https://rindangmekarsasi.wordpress.com
No comments:
Post a Comment