Pendahuluan
Aspal sudah dikenal sebelum
memulai eksploitasi ladang minyak sebagai produk dari alam, dalam hal
ini disebut "aspal aspal asli." Itu digunakan oleh orang Romawi sebagai
pengikat dalam konstruksi. Aspal asli deposito yang ditemukan di seluruh
dunia, di daerah dengan fitur geologi yang sesuai, di mana
permeabilitas tinggi dari formasi batuan telah memungkinkan proses
fraksinasi alami minyak mentah.
Bitunie alam tidak lagi digunakan dalam suatu produk. Proses penyulingan minyak yang diproduksi saat ini, kualitas aspal cocok untuk semua penggunaan yang mereka dimaksudkan,
Para aspal diperoleh sebagai produk sampingan dari penyulingan minyak dapat digunakan seperti atau mengalami proses fisik dan kimia yang dapat mengubah komposisi dalam rangka untuk memberikan sifat tertentu.
Operasi yang paling umum adalah proses oksidasi dan pencampuran dengan berbagai polimer.
Aspal adalah campuran aspal dengan bahan batu (kerikil, pasir, debu).
Tar, yang sesuai dengan kata bahasa Inggris tar adalah sebuah bahan dengan tampilan yang mirip dengan aspal, tapi benar-benar berbeda asal dan komposisi, dan, pada kenyataannya, yang diperoleh dari distilasi litantrace (batubara). Bahan ini, dibandingkan dengan aspal, menunjukkan kandungan yang lebih tinggi dari hidrokarbon polisiklik aromatik dan senyawa lainnya yang mengandung oksigen, nitrogen dan belerang.
Di banyak negara, di masa lalu, tar batubara sering diganti atau dicampur dengan aspal di industri. Penggunaan tersebut, sekarang berhenti sepenuhnya, telah menyebar kebiasaan menggunakan dua istilah bergantian dalam penggunaan umum dan tar aspal.
Bitunie alam tidak lagi digunakan dalam suatu produk. Proses penyulingan minyak yang diproduksi saat ini, kualitas aspal cocok untuk semua penggunaan yang mereka dimaksudkan,
Para aspal diperoleh sebagai produk sampingan dari penyulingan minyak dapat digunakan seperti atau mengalami proses fisik dan kimia yang dapat mengubah komposisi dalam rangka untuk memberikan sifat tertentu.
Operasi yang paling umum adalah proses oksidasi dan pencampuran dengan berbagai polimer.
Aspal adalah campuran aspal dengan bahan batu (kerikil, pasir, debu).
Tar, yang sesuai dengan kata bahasa Inggris tar adalah sebuah bahan dengan tampilan yang mirip dengan aspal, tapi benar-benar berbeda asal dan komposisi, dan, pada kenyataannya, yang diperoleh dari distilasi litantrace (batubara). Bahan ini, dibandingkan dengan aspal, menunjukkan kandungan yang lebih tinggi dari hidrokarbon polisiklik aromatik dan senyawa lainnya yang mengandung oksigen, nitrogen dan belerang.
Di banyak negara, di masa lalu, tar batubara sering diganti atau dicampur dengan aspal di industri. Penggunaan tersebut, sekarang berhenti sepenuhnya, telah menyebar kebiasaan menggunakan dua istilah bergantian dalam penggunaan umum dan tar aspal.
Berat Jenis Aspal
Di dalam perhitungan rancangan campuran dibutuhkan parameter penunjuk berat, yaitu berat jenis agregat. Berat jenis agregat adalah perbandingan antara berat volume agregat dan berat volume air.Berat jenis aspal tanpa campuran biasanya berkisar antara 1,02 sampai 1,05 pada suhu 250 C. Angka yang tinggi dicapai untuk aspal keras, dan yang rendah untuk aspal cair. Makin keras aspal umumnya berat jenis makin tinggi. Berat jenis dipengaruhi oleh perubahan suhu dimana pemuaian dapat mengakibatkan perubahan volume. Pada Gambar terlihat skema volume butir agregat, yang terdiri dari volume agregat masif (Vs), volume pori yang tidak dapat diresapi oleh air (Vi), volume pori yang dapat diresapi air (VP + Vc), dan volume pori yang dapat diresapi aspal (VC).
VS + VP + Vi + Vc = volume total butir agregat
Vp + Vi + Vc = volume pori agregat
Vs = volume bagian masif
Vi = volume pori yang tak dapat diresapi air
Vp = volume pori yang tak dapat diresapi aspal, tetapi dapat diresapi air
Vc = volume pori yang dapat diresapi aspal dan air
Di dalam perhitungan rancangan campuran dibutuhkan parameter penunjuk berat, yaitu berat jenis agregat. Berat jenis agregat adalah perbandingan antara berat volume agregat dan berat volume air.Berat jenis aspal tanpa campuran biasanya berkisar antara 1,02 sampai 1,05 pada suhu 250 C. Angka yang tinggi dicapai untuk aspal keras, dan yang rendah untuk aspal cair. Makin keras aspal umumnya berat jenis makin tinggi. Berat jenis dipengaruhi oleh perubahan suhu dimana pemuaian dapat mengakibatkan perubahan volume. Pada Gambar terlihat skema volume butir agregat, yang terdiri dari volume agregat masif (Vs), volume pori yang tidak dapat diresapi oleh air (Vi), volume pori yang dapat diresapi air (VP + Vc), dan volume pori yang dapat diresapi aspal (VC).
VS + VP + Vi + Vc = volume total butir agregat
Vp + Vi + Vc = volume pori agregat
Vs = volume bagian masif
Vi = volume pori yang tak dapat diresapi air
Vp = volume pori yang tak dapat diresapi aspal, tetapi dapat diresapi air
Vc = volume pori yang dapat diresapi aspal dan air
Beton
aspal adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat
dan aspal, dengan atau tanpa bahan tambahan. Material-material pembentuk
beton aspal dicampur di tempat pencampur pada suhu tertentu, kemudian
diangkut ke lokasi, dihamparkan, dan dipadatkan. Suhu pencampur
ditentukan berdasarkan jenis aspal yang akan digunakan. Jika digunakan
aspal keras, maka suhu pencampuran umumnya antara 145º-155ºC, sehingga
disebut beton aspal campuran panas. Campuran ini dikenal juga dengan
nama hotmix. Beton aspal yang mengunakan aspal cair dapat dicampur pada
suhu ruang, sehingga dinamakan coldmix.
Tujuh karakteristik campuran
yang harus dimiliki oleh beton aspal seperti dikutip dari buku Beton
Aspal, Silvia Sukirman adalah stabilitas, keawetan atau durabilitas,
kelenturan atau fleksibilitas, ketahanan terhadap kelelahan (fatique
resistance), kekesatan permukaan atau ketahanan geser, kedap air, dan
kemudahan pelaksanaan.
Stabilitas adalah kemampuan
perkerasan jalan menerima beban lalu lintas tanpa terjadi perubahan
bentuk tetap seperti gelombang, alur, dan bleeding. Kebutuhan akan
stabilitas sebanding dengan fungsi jalan, dan beban lalu lintas yang
akan dilayani. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai stabilitas beton
aspal adalah :
1. Gesekan internal, yang dapat berasal dari kekasaran permukaan dari butir-butir agregat, luas bidang kontak antar butir atau bentuk butir, gradasi agregat, kepadatan campuran, dan tebal film aspal. Stabilitas terbentuk dari kondisi gesekan internal yang terjadi di antara butir-butir agregat, saling mengunci dan mengisinya butir-butir agregat, dan masing-masing butir saling terikat akibat gesekan antar butir dan adanya aspal. Kepadatan campuran menentukan pula tekanan kontak, dan nilai stabilitas campuran. Pemilihan agregat bergradasi baik atau rapat akan memperkecil rongga antar agregat, sehingga aspal yang dapat ditambahkan dalam campuran menjadi sedikit.
2. Kohesi, adalah gaya ikat aspal yang berasal dari daya lekatnya, sehingga mampu memelihara tekanan kontak antar butir agregat. Daya kohesi terutama ditentukan oleh penetrasi aspal, perubahan viskositas akibat temperatur, tingkat pembebanan, komposisi kimiawi aspal, efek dari waktu dan umur aspal.
Keawetan atau durabilitas adalahkemampuanbeton aspal menerima repitisi beban lalu lintas.
Meskipun dalam istilah bahasa yang umum seperti "tar" atau "aspal", sering digunakan secara bergantian, mereka memiliki arti yang berbeda. Salah satu alasan untuk kebingungan adalah karena fakta bahwa di antara negara yang berbeda, ada perbedaan substansial dalam arti dikaitkan dengan istilah yang sama. Sebagai contoh, aspal minyak bumi aspal disebut di AS, sementara di Eropa "aspal" adalah campuran aspal dan agregat batu (aspal) yang digunakan untuk jalan paving. Di Eropa istilah menunjukkan residu aspal dari distilasi minyak bumi.
Bitumen adalah campuran hidrokarbon tinggi berat molekul. Persentase bervariasi antara komponen-komponen, banyak dalam kaitannya dengan asal-usul minyak mentah dan metode distilasi.
1. Gesekan internal, yang dapat berasal dari kekasaran permukaan dari butir-butir agregat, luas bidang kontak antar butir atau bentuk butir, gradasi agregat, kepadatan campuran, dan tebal film aspal. Stabilitas terbentuk dari kondisi gesekan internal yang terjadi di antara butir-butir agregat, saling mengunci dan mengisinya butir-butir agregat, dan masing-masing butir saling terikat akibat gesekan antar butir dan adanya aspal. Kepadatan campuran menentukan pula tekanan kontak, dan nilai stabilitas campuran. Pemilihan agregat bergradasi baik atau rapat akan memperkecil rongga antar agregat, sehingga aspal yang dapat ditambahkan dalam campuran menjadi sedikit.
2. Kohesi, adalah gaya ikat aspal yang berasal dari daya lekatnya, sehingga mampu memelihara tekanan kontak antar butir agregat. Daya kohesi terutama ditentukan oleh penetrasi aspal, perubahan viskositas akibat temperatur, tingkat pembebanan, komposisi kimiawi aspal, efek dari waktu dan umur aspal.
Keawetan atau durabilitas adalahkemampuanbeton aspal menerima repitisi beban lalu lintas.
Meskipun dalam istilah bahasa yang umum seperti "tar" atau "aspal", sering digunakan secara bergantian, mereka memiliki arti yang berbeda. Salah satu alasan untuk kebingungan adalah karena fakta bahwa di antara negara yang berbeda, ada perbedaan substansial dalam arti dikaitkan dengan istilah yang sama. Sebagai contoh, aspal minyak bumi aspal disebut di AS, sementara di Eropa "aspal" adalah campuran aspal dan agregat batu (aspal) yang digunakan untuk jalan paving. Di Eropa istilah menunjukkan residu aspal dari distilasi minyak bumi.
Bitumen adalah campuran hidrokarbon tinggi berat molekul. Persentase bervariasi antara komponen-komponen, banyak dalam kaitannya dengan asal-usul minyak mentah dan metode distilasi.
Titik lembek aspal
Yang dimaksud titik lembek adalah suhu pada saat bola baja dengan berat tertentu mendesak turun suatu lapisan aspal suatu lapisan aspal yang tertahan dalam cincin ukuran tertentu, sehingga aspal tersebut menyentuh plat dasar yang terletak dibawah cincin dengan ketinggian tertentu akibat kecepatan pamanasan suhu. Alat untuk menguji titik lembek adalah Ring and Ball seperti gambar di bawah :
Yang dimaksud titik lembek adalah suhu pada saat bola baja dengan berat tertentu mendesak turun suatu lapisan aspal suatu lapisan aspal yang tertahan dalam cincin ukuran tertentu, sehingga aspal tersebut menyentuh plat dasar yang terletak dibawah cincin dengan ketinggian tertentu akibat kecepatan pamanasan suhu. Alat untuk menguji titik lembek adalah Ring and Ball seperti gambar di bawah :
Titik lembek diuji untuk mengetahui pada suhu berapa aspal tersebut dari kondisi keras menjadi lembek. Jika diketahui suhunya, maka pemakaian aspal tersebut tidak boleh digunakan pada kondisi jalan dengan suhu permukaan lebih besar dari suhu titik lembeknya. Jadi jika aspal memiliki titik lembek 45ºC, artinya aspal tersebut jangan dipakai pada suhu permukaan jalan lebih dari 45ºC.
No comments:
Post a Comment