Wednesday, November 19, 2014

Rekayasa Gempa (Teknik Sipil)

 Rekayasa Gempa (Teknik Sipil)



Gempa bumi adalah guncangan yang dirasakan di permukaan bumi akibat pergerakan antar lempeng-lempeng di lapisan bagian luar bumi, letusan gunung berapi dan juga ledakan yang dibuat oleh manusia. Dalam hubungannya dengan disain struktur, maka yang umum ditinjau adalah gempa yang terjadi akibat pergeseran antar lempeng-lempeng yang juga dikenal dengan istilah gempa tektonik. Gempa bumi di bagi atas :

1. Gempa Tektonik.


Pusat gempa tektonik biasanya terletak pada kedalaman tertentu dari muka bumi. Lokasi ini disebut hiposenter (hypocenter). Sementara lokasi pada permukaan bumi tepat diatas hiposenter disebut episenter (epicenter). Lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi pusat gempa telah diidentifikasi di seluruh dunia. Untuk itu umumnya setiap negara punya peta gempa.
  

2. Gempa longsoran.


Gempa bumi ini terjadi apabila terjadi longsoran tanah atau tebing didaerah pegunungan atau perbukitan dan sangat jarang terjadi. Walaupun skala gempa ini kecil, namun gempa ini dapat terjadi di daerah manapun yang wilayahnya berbukit dan memiliki struktur tanah yang labil. Tsunami juga dapat terjadi akibat dari gempa ini, yaitu apabila longsoran dari gunung, bukit ataupun tebing terjadi dilaut. Hal ini pernah terjadi di Indonesia saat gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Letusan gunung tersebut sangat besar sehingga mengakibatkan longsoran yang besar dari gunung tersebut. Karena gunung tersebut berada ditengah laut, maka material longsoran tersebut jatuh ke laut dan mengakibatkan air laut bergejolak dan menimbulkan tsunami setinggi 30-36 meter.

3. Gempa Tumbukan.


Batu meteor besar yang jatuh di daratan di permukaan bumi juga dapat menimbulkan gempa bumi. Hal ini sangat jarang terjadi dan apabila memang terjadi, efek kerusakan yang ditimbulkan dapat sangat besar tergantung dari besar batu meteor yang jatuh tersebut.


Faktor-faktor yang mempengaruhi beban gempa :
  • Lokasi pusat gempa (jauh atau dekat)
  • Kondisi tanah di lokasi bangunan yang ditinjau
  • Karakteristik gempanya (intensitas, periodenya, lamanya)

Gempa bumi merupakan gerakan atau pergeseran lempeng bumi dan menyebabkan terjadinya gempa dislokasi (sesar). Gempa pada permukaan bumi dapat dibagi atas :

  • Getaran tanah oleh gelombang seismik

  • Pergeseran bumi (sesar) oleh retakan, longsor, penurunan permukaan tanah dan sebagainya

  • Mencairnya bagian bumi tertentu sehingga menghilangkan kestabilannya. Jika di permukaan bumi terdapat bangunan, maka bangunan dapat mengalami kerusakan oleh getaran bumi. Akibatnya gedung dapat runtuh, bendungan roboh, pipa air dan gas patah (yang mengakibatkan kerusakan sekunder, yaitu banjir dan kebakaran). Getaran tanah oleh gempa bumi dapat digolongkan menjadi :

  • Getaran tanah yang merupakan goncangan tunggal yang terjadi pada keadaan tanah yang keras, dimana jarak episentral dan kedalaman pusat gempa agak kecil. Getaran tanah berarah seragam, dengan frekuensi di bawah 0.2 detik dan amplitudo (simpangan getar) agak kecil beberapa sentimeter saja)

  • Getaran tanah sedang dengan lama 20-30 detik dan arah tidak teratur. Getaran tanah berfrekuensi sangat tidak merata diantara 0.05-6 detik dengan amplitudo lumayan besar (kurang lebih hingga 20 cm) getaran ini merupakan jenis yang paling umum.

  • Getaran tanah lambat dengan lama sampai 5 menit dan arah agak seragam, terjadi pada keadaan tanah yang agak lunak. Amplitudo getaran tanah ini agak besar (hingga 30 cm).

Pembagian Daerah Gempa SNI 1726-2002 :

Peraturan gempa Indonesia yang baru, SNI 1726-2002, membagi Indonesia dalam 6 wilayah gempa, dimana wilayah gempa 6 merupakan daerah dengan resiko gempa sangat tinggi.


Keterangan:

Wilayah 1 : 0,03 g       : Palangkaraya, Banjarmasin, Merauke

Wilayah 2 : 0,10 g       : Pekanbaru, Jambi, Palembang, Makassar, Kendari, Samarinda, Surabaya

Wilayah 3 : 0,15 g       : Medan, Solo, Jakarta, Yogjakarta

Wilayah 4 : 0,20 g         : Banda Aceh, Sukabumi, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Cilacap, Blitar,        Malang, Denpasar, Mataram, Ambon, Palu, Ternate, Sorong, Monokwari, Tual.

Wilayah 5 : 0,25 g       : Padang, Kupang, Manado, Biak, Jayapura

Wilayah 6 : 0.30 g       : Bengkulu, Bandar Lampung, 

No comments: